Komposisi dalam Fotografi Agar Jepretan Estetik

Memotret tidak hanya bisa dilakukan oleh fotografer profesional. Di era kemajuan teknologi seperti sekarang, memotret bisa dilakukan oleh siapapun dengan menggunakan Handphone pribadi. Namun, pernahkah kita berpikir kenapa hasil foto orang bisa bagus meski hanya bermodal Handphone? Memotret tidak hanya perkara mengarahkan lensa dan memencet tombol jepret (shutter), Diperlukan beberapa teknik agar foto kita menarik. Dalam dunia fotografi, selain cahaya, terdapat hal penting lain yang dapat membuat karya foto menjadi lebih indah. Caranya adalah dengan memperhitungkan komposisi fotografi yang tepat.

Seperti halnya makanan, foto juga memerlukan komposisi yang sesuai, sehingga frame kita menjadi bagus. Komposisi dalam fotografi adalah metode penataan unsur-unsur visual yang tersedia saat kita mengambil gambar, sehingga menjadi sebuah susunan yang bagus, serasi, dan teratur. Unsur-unsur visual dapat berupa garis, bentuk, warna, bayangan, dan tekstur.

Jika mau dipelajari, banyak sekali teknik-teknik komposisi dalam fotografi. Agar kita tidak bingung mari kita coba mangenal sepuluh teknik komposisi fotografi yang sering dipakai oleh fotografer-fotografer terkenal.

Komposisi Rule of Third

Komposisi Rule of Third

Komposisi Rule of Third. Foto: Memora Productions

Komposisi fotografi ini membagi frame menjadi tiga bagian yang sama besar secara vertikal dan horisontal. Alih-alih menempatkan objek di tengah, teknik ini justru menyarankan menempatkan objek di kanan atau kiri garis panduan. Tidak hanya garis, ‘Rule of Third’ juga menimbulkan titik di antara persilangan, kita juga dapat memanfaatkan titik tersebut untuk menempatkan objek utama.

Komposisi Simetris

Komposisi Simetris. Foto: Memora Productions

Komposisi Simetris. Foto: Memora Productions

Komposisi fotografi ini menonjolkan kesan keseimbangan. Fotografer akan megarahkan lensa ke elemen visual yang memiliki keseimbangan kanan dan kiri. Elemen visual tersebut dipotret tepat di tengah-tengah sehingga bentuk yang dimiliki tidak berat sebelah. Foto yang dihasilkan seperti cermin yang memberikan nuansa keselarasan dan presisi antar objek.

Komposisi Golden Spiral

Komposisi Golden Spiral. Foto: Memora Productions

Komposisi Golden Spiral. Foto: Memora Productions

Sesuai dengan namanya, komposisi fotografi ini menarik garis dari ujung frame dan melingkar semakin mengecil ke sudut frame lainnya hingga membentuk spiral. Teknik ini menempatkan objek-objek mengikuti garis tersebut dan semakin kompleks ke pusat spiral. Musti diingat garis yang dimaksud bukanlah garis nyata, namun garis imajiner untuk menuntun mata.

Baca juga: Harga Jasa Pembuatan Video Company Profile di Bali

Komposisi Pola

Komposisi Pola. Foto: Memora Productions

Komposisi Pola. Foto: Memora Productions

Komposisi fotografi ini mengandalkan pengulangan hingga membentuk suatu yang harmonis untuk dipandang. Secara naluriah manusia merasa tertarik dengan bentuk pengulangan, sehingga komposisi fotografi ini perlu untuk dicoba. Pengulangan bisa berupa garis, bentuk, warna, hingga pola yang tak terpola sekalipun.

Komposisi Perspektif

Komposisi Perspektif. Foto: Memora Productions

Komposisi Perspektif. Foto: Memora Productions

Komposisi fotografi ini memaksimalkan efek jauh dekat yang ditangkap oleh lensa. Perbedaan jarak antar objek akan memberikan kesan dimensi dan kedalaman tersendiri. Akan lebih bagus lagi jika perspektifnya merupakan elemen garis. Elemen tersebut akan semakin menguatkan efek kedalaman dari ‘Komposisi Perspektif’ yang kita buat.

Komposisi Frame in Frame

Komposisi Frame in Frame. Foto: Memora Productions

Komposisi Frame in Frame. Foto: Memora Productions

Cara kerja teknik komposisi ‘Frame in Frame’ adalah dengan membingkai objek utama dalam sebuah frame alami yang tersedia. Dengan menerapkan komposisi fotografi ini, kita dapat menarik perhatian penikmat foto terpusat ke dalam frame dan mengesampingkan objek di luar frame. Tidak harus berbentuk kotak, frame dapat berbentuk apa saja selama ia dapat mengisolasi objek. Objek yang dapat kita jadikan frame adalah jendela, pintu, spion, cermin, lubang tembok, dan sebagainya.

Komposisi Leading Lines

Komposisi Leading Lines. Foto: Memora Productions

Komposisi Leading Lines. Foto: Memora Productions

‘Leading Lines’ adalah teknik komposisi yang memanfaatkan garis dalam pengaplikasiannya. Garis tidak harus berupa garis nyata, garis di sini dapat berupa garis imajiner. Biasanya fotografer memanfaatkan jembatan, jalan, dinding, dan berbagai hal yang dapat membentuk garis. Dengan menerapkan teknik ini, penikmat foto tidak sadar bahwa sedang dituntun oleh garis tersebut ke objek utama yang ingin ditonjolkan oleh fotografer.

Komposisi Negatif Space

Komposisi Negatif Space. Foto: Memora Productions

Komposisi Negatif Space. Foto: Memora Productions

Komposisi berikut ini memanfaatkan ruang kosong untuk mendapatkan fokus ke objek utama. Umumnya, ruang kosong lobih dominan dibanding dengan objek utama yang ingin ditonjolkan. Ruang kosong dapat berupa benda yang polos tanpa memiliki tekstur yang rumit dan terdiri dari sedikit warna. Biasanya ruang kosong pada foto-foto seperti ini dimanfaatkan untuk penempatan grafis atau informasi, sehingga mata penikmat tidak terdistraksi oleh objek lain. Ruang kosong yang dapat dimanfaatkan di alam antara lain langit, savana, tembok, dan lain-lain.

Baca juga: Spot Terbaik Menerbangkan Drone di Bali

Komposisi Elemen Keseimbangan

Komposisi Element Keseimbangan. Foto: Memora Productions

Komposisi Element Keseimbangan. Foto: Memora Productions

Teknik ini adalah kebalikan dari komposisi fotografi ‘Negatif Space’. Alih-alih membiarkan ruang kosong, ‘Komposisi Keseimbangan’ malah menambahkan objek sekunder sebagai penyeimbang objek utama. Dengan teknik ini, frame terasa penuh dengan dua objek yang saling mengisi. Berbeda dengan komposisi simetris yang meperhatikan detail kanan-kiri, ‘Elemen Keseimbangan’ tidak mengharuskan sama persis dan tak harus presisi.

Komposisi Rule of Odds

Komposisi Rule of Odds. Foto: Memora Productions

Komposisi Rule of Odds. Foto: Memora Productions

Komposisi fotografi ini menekankan jumlah objek ganjil seperti 3, 5, 7, dan seterusnya. Komposisi ini memiliki prinsip bahwa sebuah foto akan lebih menarik jika jumlah objeknya tidak genap. Meski terdengar aneh dan tak masuk akal, namun komposisi fotografi ini banyak diterapkan oleh fotografer-fotografer dalam membuat karya.

Nah, demikian sepuluh komposisi dalam fotografi. Sebenarnya ada banyak lagi teknik komposisi yang dikenal dan terus berkembang seiring perkembangan dunia fotografi yang pesat. Namun untuk memulainya, kita tidak harus menghafal setiap komposisi. Komposisi terbaik adalah komposisi yang tepat pada moment yang tepat dan kita meyakini itu yang paling cocok diterapkan pada saat itu. Nah, dari sepuluh penjelasan tadi, komposisi mana yang ingin anda terapkan saat ini?