Mewawancarai Amanda Susanti “Sayurbox” untuk Projek Google

Pagi itu, di awal November 2020, Whatsapp official kami mendapat pesan dari seseorang. Orang itu adalah Risyiana Muthia. Ia menghubungi kami untuk kebutuhan pengambilan video wawancara. Risyiana adalah seorang penulis, Content Specialist, dan freelance journalist di berbagai media seperti South China Morning Post (SCMP), CNN International, Vice News, dan TechinAsia.

Risyiana kala itu sedang menangani projek video wawancara untuk Google dari sebuah agensi internasional. Video wawancara ini akan dirangkai menjadi sebuah video campaign untuk Google Ads dengan subjek Sayurbox, projek rintisan pembelanjaan sayur on-line ternama di Indonesia. Target wawancara adalah Amanda Susanti, sang CEO sekaligus founder Sayurbox. Kebetulan saat itu Amanda sedang berada di Bali sehingga diperlukan tim lokal untuk mendapat rekaman video wawancara.

Baca juga: Di Balik Layar Pembuatan Video Kolektor Plastic Bank di Jawa Tengah

Tak berselang lama, kami dikirimkan brief berupa Standard Operating Procedure (SOP) teknis yang diperlukan dan memastikan bahwa kami bisa memenuhi standar yang ditentukan. Kami menyanggupi dan menyatakan bisa memenuhi standar produksi yang diinginkan. Beberapa hari menuju hari H, kami dan Risyiana melakukan kontak yang cukup intens membahas kesiapan teknis.

Baca juga: Harga Jasa Pembuatan Video Iklan di Bali

Hari itu pun tiba. Tim Memora yang terdiri dari Bona dan Oka berangkat pagi ke lokasi yang sudah ditentukan. Tim Memora bertemu dengan Risyiana terlebih dahulu, kemudian bersama-sama bertemu dengan Amanda. Pengambilan gambar dilakukan dengan berkordinasi secara on-line dengan tim internasional. Beberapa blocking gambar kami kirim untuk mendapat approval. Setelah disepakati, persiapan pengambilan gambar pun dimulai. Bona mulai mengatur blocking kamera, sedangkan Oka mengatur tata cahaya dan suara. Pengambilan gambar menggunakan kamera Sony, sedangkan untuk perekaman suara menggunakan wireless clip-on dan audio recorder Tascam.

Suasana pengambilan gambar wawancara Amanda Susanti "Sayurbox" untuk Google. Foto: Oka Sudarsana.

Suasana pengambilan gambar wawancara Amanda Susanti “Sayurbox” untuk Google. Foto: Oka Sudarsana.

Setelah selesai set-up, pengambilan gambar pun dilakukan. Wawancara dilakukan oleh Risyiana bersama tim internasional menggunakan video call. Sedangkan kami memastikan secara teknis berjalan dengan baik dan lancar. Video resolusi 4K dan perekaman suara WAV dibutuhkan dalam proses ini. Setelah tim internasional merasa cukup, perekaman diselesaikan. Kami memutar kembali hasil perekaman untuk memastikan kualitas tetap terjaga dan semua footage aman.

Simak juga: Kumpulan Portfolio dari Memora Productions

Setelah semua dipastikan aman, kami pun pamitan. Kami bergegas kembali ke studio Memora Productions untuk mengirimkan hasil perekaman. Semua footage yang terdiri dari video dan audio dikirim terpisah ke Drive yang sudah ditentukan. Nantinya, editing akan dilakukan oleh tim internasional. Tidak hanya sekali, kerja sama berlanjut hingga dua kali. Beberapa bulan kemudian kami juga dihubungi untuk projek yang sama, kembali mewawancarai Amanda namun di lokasi yang berbeda. Tak hanya wawancara, kali ini tim internasional juga meminta footage penggunaan aplikasi dan beberapa shot pendukung lainnya. Footage yang kami kirim rencananya akan digabung juga dengan footage-footage pendukung yang telah mereka kumpulkan terpisah di tempat lain.

Hasil video Google Sayurbox yang dipasang di platform online. Foto: Screenshot Youtube dan Instagram.

Hasil video Google Sayurbox yang dipasang di platform online. Foto: Screenshot Youtube dan Instagram.

Karena kami hanya bertugas di lini produksi, maka kami tidak mengetahui bagaimana bentuk akhir projek tersebut. Hingga selang beberapa bulan, tanpa sengaja kami melihat iklan di Youtube dan Instagram. Iklan itu adalah iklan dari Google Ads dengan subjek Sayurbox yang berisi potongan wawancara Amanda Susanti dan footage penggunaan aplikasi yang kami rekam waktu itu. Tentu sangat membanggakan sekaligus menyenangkan tim Memora Productions bisa menjadi bagian dan dipercaya untuk ikut sebuah produksi berskala internasional, apalagi sekelas Google.