Pengalaman Mengesankan Menjadi Program Director Liga 3 Bali

Sepak Bola, olah raga yang sangat familiar dan disukai oleh sebagian besar kaum pria di berbagai belahan bumi. Namun tidak bagi saya, Wiranata. Saya adalah tipe orang yang tidak menyukai olah raga, termasuk sepak bola. Jika pun dipaksa memilih olah raga yang menggunakan bola, saya akan lebih memilih billiard. Namun hal itu kini berubah, saya menyukai sepak bola (walaupun tidak maniak), tapi saya cukup mengikuti perkembangan bola dan rutin menontonnya di televisi. Momentum perubahan terjadi saat saya ditawari kesempatan untuk menjadi program director (PD) live pertandingan Liga 3 Bali United Zona Bali satu musim yang berlangsung dari Oktober hingga Desember 2021.

Bagi yang belum tahu, Program Director atau PD adalah orang yang bertanggung jawab atas hasil audio visual yang kita tonton dalam sebuah program siaran. PD menentukan kamera mana yang akan muncul dan kapan dalam sebuah tayangan. Ia juga menentukan kemunculan grafis, audio, dan memastikan tayangan sesuai rundown. Ia akan mengomando lewat alat komunikasi ke pada semua kru yang bertugas pada saat live maupun taping. Pada saat live semua hal harus presisi, kesalahan yang dibuat tidak akan bisa diperbaiki karena pemirsa di rumah menyaksikan secara real time. Di sinilah seorang PD harus bisa memastikan semua kerabat kerja dan teknis dapat berjalan sesuai rencana.

Baca juga: Jasa Sewa Drone dan Pilot di Bali, Murah dan Profesional

Saya sendiri sebenarnya adalah seorang editor dan videographer, sebelumnya saya sempat memiliki pengalaman bekerja di televisi beberapa tahun. Di stasiun televisi jaringan tersebut, saya ditugaskan lebih dari satu divisi. Selain bertanggung jawab di post-productions (membawahi editing dan grafis), saya dan teman-teman post-productions juga dilibatkan dalam ruang control saat live atau siaran langsung. Saat live, biasanya saya ditempatkan sebagai seorang Character Generator (CG) Operator. CG operator bertugas mengeluarkan template grafis pada sebuah program siaran. Bisa berupa lower third, superimpose, still/motion logo dan elemen-elemen grafis lainnya. Namun sesekali kami bertukar posisi sebagai penyegaran, saya kadang memiliki kesempatan sebagai seorang PD saat program acara yang tidak begitu krusial.

Berbekal pengalaman itulah saya berani mengambil tawaran untuk menjadi Program Director live Liga 3 Bali United Zona Bali. Awalnya cukup ragu untuk mengambil, karena saya tidak memiliki ketertarikan dengan sepak bola, ditambah pengalaman sebelumnya hanya menjadi PD studio yang bermain dengan dua kamera, yang segalanya sudah diatur, Itu pun jarang-jarang mendapat kesempatan. Sedangkan sepak bola, kemana arah bola benar-benar tidak terprediksi, kemunculan grafis merespons yang terjadi di lapangan, dan berbagai hal yang tidak pasti lainnya. Namun, setelah berpikir beberapa saat, saya tertarik untuk belajar dan meng-upgrade diri dengan tantangan baru. Saya mau belajar!

Baca juga: Jasa Video Shooting / Production House Profesional

Saya pun mengambil kesempatan ini dan menjelaskan ke pada pihak Bali United bahwa saya tidak pernah live untuk sport, namun setidaknya saya mengerti alur live. Akhirnya dibijaksanai dengan training PD terlebih dahulu. PD liga 2 dari Jakarta diterbangkan ke Bali untuk membimbing saya, mas Bram namanya. Beberapa hari mas Bram di Bali untuk menunjukkan bagaimana cara kerja seorang PD, terutama sport. Apa yang harus diperhatikan, bagaimana merespons kejadian di lapangan, kapan kemunculan grafis, kamera mana yang ideal di-take dan saat bagaimana. Melihat cara kerja mas Bram yang luar biasa profesional, awalnya saya menjadi cukup minder untuk menjadi seorang Program Director Liga 3 Bali. Apa yang saya bayangkan dari rumah, buyar! Ini jauh lebih complicated. Bola liar yang tidak tentu arah, kejadian yang berlangsung cepat, dan PD harus bisa meresponsnya dengan baik, benar-benar membuat saya menjadi kecil. Hingga akhirnya saya diberi kesempatan untuk memimpin laga.

Awal kesempatan saya benar-benar panik, seakan tidak sinkron apa yang saya bayangkan dan komando ke kru yang bertugas. Beberapa kali terdiam karena tidak tahu harus mengomando apa. Beberapa kali mas bram mengingatkan: “Pastikan apa yang kamu butuhkan untuk layar, kamu minta ke pada tim”. Kata-kata itu yang selalu melekat, hingga live-live berikutnya saya bisa menguasai diri dan tau apa yang saya butuhkan untuk layar. Seiring waktu, live semakin smooth dibawah kontrol mas Bram yang mengawasi di belakang. Hingga akhirnya masa kerja mas Bram habis untuk memberikan pelatihan dan ia harus terbang kembali ke Jakarta. Setelahnya, saya dan tim harus mandiri. Di sela-sela libur pertandingan, saya memperbanyak referensi dengan menonton sepak bola, baik yang di televisi maupun link yang direkomendasikan oleh teman. Waktu berjalan, tim lokal pun berproses dan menjadi satu kesatuan, kamera, CG, Audio dan lain-lain bisa bersinergi dengan baik, hingga live-live berikutnya kami bisa enjoy dan menikmati alur tanpa beban.

Berdasarkan cerita dari teman yang sudah berpengalaman, untuk pertandingan bola idealnya menggunakan lebih dari 8 kamera. Namun untuk Liga 3 Bali, sementara kami hanya menggunakan 4 kamera: kamera master yang bertugas mengambil keseluruhan jalannya pertandingan secara lebar, kamera sub-master yang bertugas seperti kamera master namun dengan frame size lebih ketat, dan dua kamera insert untuk mengambil detil-detil kejadian dari jarak yang lebih dekat (ini juga bisa difungsikan sebagai kamera replay). PD di sini juga memegang switcher (alat yang berfungsi untuk mengalihkan gambar dari satu ke yang lain). Di sampingnya terdapat seorang CG Operator yang bertugas mengeluarkan elemen grafis seperti, line up, waktu, pergantian pemain, skor, pemain yang terkena kartu, dan lain-lain. Di sampingnya lagi bertugas seorang Technical Director yang bertanggung-jawab memastikan kelancaran secara teknis, mulai dari audio, alat streaming, bandwith, dan berkomunikasi dengan pihak OTT. Kami live di dua platform yakni Youtube.com dan Vidio.com.

Baca juga: Di Balik Layar Pembuatan Video Plastic Bank di Jawa Tengah

Liga 3 merupakan laga klub sepak bola kasta terbawah, dimana pemenang dari regional akan bertanding di tingkat nasional. Klub-klub terbaik akan mendapatkan promosi untuk dapat maju bertanding ke liga 2, begitu seterusnya klub terbaik dari liga 2 akan melaju ke liga 1. Sedangkan klub penghuni klasemen terbawah dapat terdegradasi ke liga di bawahnya. Untuk Liga 3 Zona Bali disponsori oleh manajemen klub kebanggaan Bali, Bali United, sehingga secara lengkap pertandingan ini diberi nama Liga 3 Bali United Zona Bali. Laga tahun ini terdiri dari 24 pertandingan yang mempertemukan 16 klub terbaik di Bali.

Laga diadakan di beberapa tempat di Bali seperti Stadion Debes Tabanan, Pecangakan Jembrana, dan Wenara Mandala Ubud. Sedangkan, laga perempat final hingga final diadakan di stadion Kapten I Wayan Dipta, Gianyar. Klub yang lolos masuk empat besar adalah East Bali Karangasem, Tunas Muda Ubud, PS Jembrana, dan Perseden Denpasar. Laga final diadakan pada 15 Desember 2021 dan mempertemukan Perseden Denpasar dengan Klub kuda hitam asal Jembrana, PS Jembrana. Hingga akhir laga, pertandingan dimenangkan oleh Perseden dengan skor 1-0 lewat sundulan yang dilesatkan oleh Reza Yulian nomor punggung 10 pada menit ke 47.

 

Laga yang benar-benar seru, kami di belakang layar sangat menikmati dan terbawa oleh pertandingan ini hingga detik-detik akhir. Bagaimana kegembiraan para pemain Perseden dan haru para pemain PS Jembrana membuat perasaan saya di belakang layar ikut mengharu biru. Perayaan dan penyerahan tropi dilaksanakan malam itu juga. Diiringi kemegahan lapangan dan tata cahaya canggih milik stadion I Wayan Kapten Dipta. Sampai jumpa di siaran dan catatan berikutnya!